PROPOSAL
HOME INDUSTRI
USAHA
SUSU PASTEURISASI
Oleh
ARI SUSILO
4 TPHP 2 / 7834
PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG
KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
Jalan Kadar Maron Sidorejo Kotak Pos 104 Telp (0293) 4901639
TEMANGGUNG
2015/2016
I.
Nama perusahaan
Nama perusahaan : CV. FRESSMILK
II.
Komoditas perusahaan
Susu umumnya di definisikan sebagai cairan bergizi yang di
hasilkan oleh kelenjar mamae ( susu ) dari mamalia betina. Menurut SNI
01-3141-1998, susu segar merupakan cairan yang berasal dari ambing sapi sehat
dan bersih yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar yang kandungan
alaminya tidak dikurangi atau di tambah sesuatu apapun dan belum mendapat
perlakuan apapun. Sedangkan secar fisiologis, susu merupakan sekresi fisiologi
kelenjar ambing sebagai makanan dan proteksi imunologis bagi bayi mamalia.
Susu juga merupakan campuran kompleks dari lipid,
karbohidrat, protein, dan banyak senyawa organic dan garam – garam anorganik
yang larut atau terdispersi dalam air. Beberapa dari senyawa tersebut seperti
karbohidrat, laktosa, dan sebagian besar dari garam – garam dan vitamin –
vitamin larut dalam air. Senyawa lainnya seperti lemak, protein, dan kalsium
fosfat terdispersi dalam air dalam bentuk koloid atau mendekati bentuk
koloid.(Mayer,1973).
III.
Penanganan Quality Control Perusahaan
Selama
penerimaan bahan, proses produksi dan release produk dilakukan beberapa
pengujian diantaranya yaitu :
a.
Uji
Temperatur
Temperatur susu mempengaruhi tingkat
perkembangbiakan mikroorganisme dengan semakin naiknya suhu. Suhu susu segar
yang baik yaitu dibawah 80C.
b.
Uji alcohol
Susu
yang mengandung lebih dari 0,21% asam atau kalsium dan magnesium dalam jumlah
tinggi, akan terkoagulasi dengan penambahan alkohol. Kenyataan ini menjadi
dasar uji alkohol untuk menentukan kualitas susu. Koagulasi susu oleh alkohol
juga disebabkan oleh faktor lain, misalnya adanya penyakit pada ambing,
kolostrum dan ranin yangdihasilkan oleh mikroba.
Uji
alkohol sering dilakukan disamping uji asiditas. Susu yang mempunyai asiditas
kurang dari 0,21% tetap terkoagulasi oleh alkohol menunjukkan adanya kalsium
dan magnesium tinggi dalam susu. Hal ini tidak dikehendaki terutama untuk susu
yang akan diproses menjadi susu kental.
Prinsip
kerjanya, kestabilan sifat koloidal protein-protein susu tergantung pada
selubung air yang menyelimutinya. Hal ini terutama terjadi pada kasein. Bila
susu dicampur dengan alkohol yang mempunyai sifat dehidrasi maka protein
tersebut dikoagulasikan sehingga akan tampak kepecahan pada susu tersebut.
Semakin tinggi derajat keasaman susu yang diperiksa semakin kurang jumlah
alkohol dengan kepekatan tertentu yang diperlukan untuk memecahkan susu dengan
jumlah yang sama. Percobaan mulai positif jika terdapat gumpalan atau butiran
susu. Hal itu terjadi padaderajat asam 8°-9°SH kecuali susu asam. Kolustrum dan
perubahan fisiologis pada sapi, dapat menyebabkan susu pecah pada uji alkohol
ini.
c.
Uji karbonat
Uji kualitatif yang berdasarkan
kepada reaksi antara ion karbonat ( CO32-) dengan asam
rosilic yang akan membentuk warna merah bata. Tujuan pengujian ini untuk
mengetahui apabila susu mengandung atau di tambahkan air kapur, soda kue maupun
santan. Jika uji karbonat positif akan terbentuk warna orange.
d.
Penetapan derajat keasaman
Cara
pengukuran derajat keasaman dengan pH meter merupakan pengukuran secara
Potensiometri. pH air susu normal adalah 6,6 – 6,8 tetapi dapat berubah ubah
tergantung lamanya susu dibiarkan dan pengaruh temperatur karena adanya
aktifitas dari bakteri.
e.
Penetapan kadar lemak metode gerber
Prinsip
uji ini, asam sulfat pekat merombak dan melarutkan kasein dan protein lainnya,
sehingga hilangnya bentuk dispersi lemak.Lemak menjadi cair oleh panas, dan
amyl alkohol. Centrifugasi menyebabkan lemak terkumpul di bagian skala dari
Butyrometer.
f.
Penetapan berat jenis susu
Berat
jenis suatu bahan adalah perbandingan antara berat bahan tersebut dengan berat
air pada volume dan suhu yang sama. Berdasarkan batasan ini, maka berat jenis
tidak bersatuan. Berat jenis susu rata-rata 1,0320. Berat jenis susu
dipengaruhi oleh kadar padatan total dan padatan tanpa lemak. Kadar padatan
total susu diketahui jika diketahui berat jenis dan kadar lemaknya.
Berat
jenis susu dapat ditentukan dengan menggunakan Laktodensimeter atau Laktometer.
Laktodensimeter adalah hydrometer dimana skalanya sudah disesuaikan dengan
berat jenis susu. Prinsip kerja alat ini mengikuti hukum Archimides yaitu jika
suatu benda dicelupkan ke dalam suatu cairan, maka benda tersebut akan mendapat
tekanan ke atas sesuai dengan berat volume cairan yang dipindahkan (diisi).
Jika Laktometer dicelupkan dalam susu yang rendah berat jenisnya, maka
Laktometer akan tenggelam lebih dalam jika dibandingkan jika Laktodensimeter
tersebut dicelupkan ke dalam susu yang berat jenisnya tinggi.
Laktometer
umumnya distandarisasi pada suhu 15,56°C (60°F), sehingga untuk menentukan
berat jenis susu perlu dilakukan koreksi hasil pembacaan berdasarkan suhu
contoh. Hasil pembacaan berdasarkan suhu contoh. Hasil pembacaan laktometer
ditambah 0,1 untuk setiap derajat celcius di atas 15,56°C. Sebaliknya, hasil
pembacaan dikurangi 0,1 untuk setiap derajat Fahrenheit di bawah 60°F atau
1,8°C dibawah 15,56°C. Koreksi hasil pembacaan laktometer ini akurat jika suhu
contoh tidak menyimpang jauh dari suhu 15,56°C (60°F).
g.
Penentuan Padatan Tanpa Lemak ( SNF
)
Kadar padatan tanpa lemak dapat
diketahui dari selisih total solid dengan kadar lemak dalam susu segar atau
dari tabel hubungan kadar lemak dengan berat jenis.
h.
Penetapan Total Padatan Metode
Gravimetri
Merupakan jumlah total padatan yang
tercampur dalam sampel dengan adanya proses tertentu. Prinsipnya contoh bahan
dipanaskan pada suhu 1050C kemudian residu yang tertinggal setelah
pemanasan dianggap sebagai total padatan yang terdapat dalam contoh.
i.
Penetapan Keasaman Murni.
Aciditas atau keasaman murni susu
dapat dinyatakan dengan dua cara yaitu asam yang tertitrasi dan ph penggaraman
susu yang disebabkan karena aktivitas bakteri yang memecah laktosa kemudian
membentuk laktat. Persentase asam dalam susu dapat digunakan sebagai indikator
umur dan penanganan susu. Pengujian dilakukan berdasarkan jumlah asam laktat
pada suhu yang di netralkan oleh alkali seperti NaOH. Penetapan ini menggunakan
metode titrasi alkalimetri, dengan menggunakan indicator PP. Titik akhir dari
penitaran ini berwarna merah muda seulas.
j.
Pengujian Daya Pecah Susu Dengan
Pendidihan ( COB )
Susu segar mempunyai titik didih
100,17oC dan akan berubah titik didih dan titik beku jika didalamnya
ditambahkan air, santan, lemak meskipun dalam jumlah yang sedikit. Dengan
pengujian ini maka kestabilan susu terganggu dengan adanya panas yang cukup
tinggi. Sehingga pada akhirnya akan diketahui susu berkualitas rendah atau
tidak.
k.
Uji Organoleptik
Dengan uji organoleptik, dapat
diketahui adanya pemalsuan atau penyimpangan susu oleh pihak supplier yang
dapat merugikan.
l.
Uji Brix
Brix adalah jumlah gram gula yang
terlarut dalam 100 gram contoh. Diukur berdasarkan cahaya pembiasan, yaitu
dengan memfokuskan alat pada cahaya terang maka akan menghasilkan dua bidang
gelap dan terang. Batas antara gelap dan terang ini menunjukan skala yang
merupakan nilai brix dari contoh yang ukur.
Dimaksudkan untuk menunjukkan jumlah
mikroba yang terdapat dalam suatu produk dengan cara menghitung koloni bakteri
yang ditumbuhkan dalam media agar
n.
Pengujian Coliform
Untuk mengetahui jumlah bakteri
coliform pada susu segar dan susu pasteurisasi dengan cara menghitung jumlah
bakteri yang ditumbuhkan media agar.
IV.
Penanganan Limbah Perusahaan
Di dalam ruang produksi setiap line di lengkapi dengan
selokan untuk memudahkan pembersihan dan pengaliran limbah. Sisa-sisa dari
produk susu yang sudah tidak di olah di alirkan melalui selokan-selokan
tersebut. kemudian di tampung dalam bak khusus kemudian di masukkan bibit
bakteri untuk menguraikan limbah tersebut menjadi limbah yang sudah tidak
berbahaya lagi. Setelah itu baru di buang ke got yang ada di dekat perusahaan.
V.
HRD dan Standar Pegawai Perusahaan
HRD
bekerja untuk menangani masalah pengelolaan dan peningkatan SDA, perekrutan
karyawan baru, dan pemberian pelatihan karyawan.
Standar pegawai
Ø Sekretaris (1 orang)
1. Pria / Wanita
2. Pendidikan minimal SMA / SMK diutamakan dari jurusan ekonomi, akuntansi, pemasaran atau komunikasi
3. Memiliki pengalaman kerja
4. Mampu mengoperasikan komputer terutama fasilitas email outlook express, MS Excell, MS Word
Ø QC (2 orang)
1. Pria / Wanita
2. Pendidikan minimal SMK Jurusan Kimia Analis / TPHP
3. Memiliki pengalaman kerja
4. Memahami prinsip-prinsip sterilitas, analisa, pemeliharaan alat laboratorium, paham kendali mutu dan mampu bekerja di dalam tim
Ø Pekerja produksi (30 orang)
1. Pria
2. Pendidikan minimal SMK jurusan jasa boga, Pattiserie, TPHP, Kimia Industri, teknik mesin
3. Memiliki pengalaman kerja
4. Skill dalam pengolahan makanan teruji dan memahami prinsip-prinsip sterilitas dalam pengolahan bahan makanan
Ø Pekerja Lapangan (17 orang)
1. Laki-laki
2. Memiliki pengalaman kerja
3. Pekerja keras
1. Pria / Wanita
2. Pendidikan minimal SMA / SMK diutamakan dari jurusan ekonomi, akuntansi, pemasaran atau komunikasi
3. Memiliki pengalaman kerja
4. Mampu mengoperasikan komputer terutama fasilitas email outlook express, MS Excell, MS Word
Ø QC (2 orang)
1. Pria / Wanita
2. Pendidikan minimal SMK Jurusan Kimia Analis / TPHP
3. Memiliki pengalaman kerja
4. Memahami prinsip-prinsip sterilitas, analisa, pemeliharaan alat laboratorium, paham kendali mutu dan mampu bekerja di dalam tim
Ø Pekerja produksi (30 orang)
1. Pria
2. Pendidikan minimal SMK jurusan jasa boga, Pattiserie, TPHP, Kimia Industri, teknik mesin
3. Memiliki pengalaman kerja
4. Skill dalam pengolahan makanan teruji dan memahami prinsip-prinsip sterilitas dalam pengolahan bahan makanan
Ø Pekerja Lapangan (17 orang)
1. Laki-laki
2. Memiliki pengalaman kerja
3. Pekerja keras
VI.
Produk hasil olah dan sasaran pemakai
Produk
Hasil Olah :
Susu
pasteurisasi adalah susu yang telah mengalami proses pasteurisasi. Pasteurisasi
merupakan perlakuan panas yang di berikan pada bahan baku dengan suhu di bawah
titik didih. Teknik ini di gunakan untuk mengawetkan bahan pangan yang tidak
tahan suhu tinggi, misalnya susu. Dengan tujuan membunuh bakteri patogen
seperti Mycobacterium tuberculosis
dan Coxiella bunnet, virus, protozoa,
jamur (kapang), serta ragi, sehingga bahan pangan mudah dan aman untuk di
konsumsi,kemudian pasteurisasi dapat memperpanjang umur simpan, menimbulkan rasa
dan aroma yang lebih enak. Kebanyakan bakteri patogen ini merupakan bakteri
mesofilik (hidup pada suhu 300C) dan dapat mati pada suhu diatas 700C.
Selain itu proses pasteurisasi pada susu dapat menginaktifkan enzim fosfatase
dan katalase yaitu enzim yang membuat susu cepat rusak. Metode pasteurisasi
yang umum digunakan adalah :
1) Pasteurisasi HTST (High Temperature Short Time),
pasteurisasi ini bertujuan mempertahankan cita rasa, warna, vitamin, pada
bahan. Sehingga kualitas dan nutrisi susu masih baik. Pasteurisasi HTST di
lakukan dengan suhu 72–750C selama 15 detik atau 880C
selama 1 detik. Untuk pengolahan susu fermentasi di lakukan pada suhu 800C
selama 3-5 detik. Untuk bahan pangan lain dengan suhu 62-900C selama
1-2 menit.
2) Pasteurisasi LTLT (Low Temperature Long Time), yakni proses
pasteurisasi yang di lakukan pada suhu 620C selama 30 menit.
3) Pasteurisasi UHT (Ultra High
Temperature), merupakan pemanasan dengan suhu 104-1400C selama 1-4
detik. Tujuannnya adalah untuk membunuh semua bakteri baik patogen maupun non
patogen.
Tujuan Pasteurisasi :
1) Untuk membunuh bakteri
pathogen,
2) Untuk membunuh bacteri
tertentu yaitu dengan mengatur tingginya suhu dan lamanya waktu pasteurisasi.
3) Untuk mengurangi
populasi bakteri dalam bahan susu.
4) Untuk mempertinggi atau
memperpanjang daya simpan bahan.
5) Dapat memberikan atau
menimbulkan cita rasa yang lebih menarik konsumen.
6) Pada pasteurisasi susu,
proses ini dapat menginaktifkan fosfatase dan katalase, yaitu enzim-enzim yang
membuat susu cepat rusak.
Sasaran
Pemakai :
Konsumen
berasal dari hampir semua kalangan mulai dari anak-anak, dewasa, hingga orang
tua.
VII.
Sistem Pemasaran Produk
Distribusi dari produk ini adalah
wilayah Temanggung, Magelang, Semarang, dan Jogja.
a. Cara Pemasaran. Cara pemasaran produk ini akan dilakukan dengan berbagai cara; antara lain: “door to door”, dipasarakan di sekolah, kantor atau kampus; dipasarakan di kios- kios atau pasara tradisional maupun swalayan.
b. Iklan/ Promosi. Tujuan iklan atau promosi adalah mengenalkan hasil pengolahan mentega secara tradisional dan sekaligus mencari pelanggan. Oleh karena itu perlu ditentukan cara iklan/ promosi yang tepat. Misalnya :
a. Cara Pemasaran. Cara pemasaran produk ini akan dilakukan dengan berbagai cara; antara lain: “door to door”, dipasarakan di sekolah, kantor atau kampus; dipasarakan di kios- kios atau pasara tradisional maupun swalayan.
b. Iklan/ Promosi. Tujuan iklan atau promosi adalah mengenalkan hasil pengolahan mentega secara tradisional dan sekaligus mencari pelanggan. Oleh karena itu perlu ditentukan cara iklan/ promosi yang tepat. Misalnya :
· ) Dengan membuat
selebaran yang dibagikan di perempatan jalan.
· ) Memasang spanduk
(kecil), pada acara- acara sekolah, kampung atau tempat lainnya.
VIII.
Pola Kerjasama, Anak Binaan Usaha
1. Menjalin kerja sama dengan
perusahaan terpercaya yang membeli produk perusahaan
2. Menjalin kerja sama dengan
perusahaan yang menyuplai bahan baku
IX.
Kepedulian ke Lingkungan Sekitar
Home
Industri CV. GLOWMILK memiliki sejumlah program yang akan dijalankan
sebagai bentuk kepedulian lingkungan dan industri, yang diharapkan memberi
banyak kontribusi positif kepada masyarakat sekitar, baik masyarakat umum,
siswa, mahasiswa, pemilik industri dll. Beberapa kepedulian terhadap lingkungan
sekitar :
1.
Tidak mencemari lingkungan sekitar
2. Ikut memeriahkan acara yang di adakan lingkungan sekitar
3. Memberikan dana sosial kepada masyarakat yang sedang membutuhkan
2. Ikut memeriahkan acara yang di adakan lingkungan sekitar
3. Memberikan dana sosial kepada masyarakat yang sedang membutuhkan
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Gambar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar