Rabu, 16 Maret 2016

proposal usaha





PROPOSAL HOME INDUSTRI
USAHA SUSU PASTEURISASI






Oleh
ARI SUSILO
4 TPHP 2 / 7834
PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG
KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
Jalan Kadar Maron Sidorejo Kotak Pos 104 Telp (0293) 4901639
TEMANGGUNG
2015/2016


I.                   Nama perusahaan
Nama perusahaan : CV. FRESSMILK
II.                Komoditas perusahaan
Susu umumnya di definisikan sebagai cairan bergizi yang di hasilkan oleh kelenjar mamae ( susu ) dari mamalia betina. Menurut SNI 01-3141-1998, susu segar merupakan cairan yang berasal dari ambing sapi sehat dan bersih yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau di tambah sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun. Sedangkan secar fisiologis, susu merupakan sekresi fisiologi kelenjar ambing sebagai makanan dan proteksi imunologis bagi bayi mamalia.
Susu juga merupakan campuran kompleks dari lipid, karbohidrat, protein, dan banyak senyawa organic dan garam – garam anorganik yang larut atau terdispersi dalam air. Beberapa dari senyawa tersebut seperti karbohidrat, laktosa, dan sebagian besar dari garam – garam dan vitamin – vitamin larut dalam air. Senyawa lainnya seperti lemak, protein, dan kalsium fosfat terdispersi dalam air dalam bentuk koloid atau mendekati bentuk koloid.(Mayer,1973).
III.             Penanganan Quality Control Perusahaan
Selama penerimaan bahan, proses produksi dan release produk dilakukan beberapa pengujian diantaranya yaitu :
a.        Uji Temperatur
Temperatur susu mempengaruhi tingkat perkembangbiakan mikroorganisme dengan semakin naiknya suhu. Suhu susu segar yang baik yaitu dibawah 80C.

b.       Uji alcohol
Susu yang mengandung lebih dari 0,21% asam atau kalsium dan magnesium dalam jumlah tinggi, akan terkoagulasi dengan penambahan alkohol. Kenyataan ini menjadi dasar uji alkohol untuk menentukan kualitas susu. Koagulasi susu oleh alkohol juga disebabkan oleh faktor lain, misalnya adanya penyakit pada ambing, kolostrum dan ranin yangdihasilkan oleh mikroba.
Uji alkohol sering dilakukan disamping uji asiditas. Susu yang mempunyai asiditas kurang dari 0,21% tetap terkoagulasi oleh alkohol menunjukkan adanya kalsium dan magnesium tinggi dalam susu. Hal ini tidak dikehendaki terutama untuk susu yang akan diproses menjadi susu kental.
Prinsip kerjanya, kestabilan sifat koloidal protein-protein susu tergantung pada selubung air yang menyelimutinya. Hal ini terutama terjadi pada kasein. Bila susu dicampur dengan alkohol yang mempunyai sifat dehidrasi maka protein tersebut dikoagulasikan sehingga akan tampak kepecahan pada susu tersebut. Semakin tinggi derajat keasaman susu yang diperiksa semakin kurang jumlah alkohol dengan kepekatan tertentu yang diperlukan untuk memecahkan susu dengan jumlah yang sama. Percobaan mulai positif jika terdapat gumpalan atau butiran susu. Hal itu terjadi padaderajat asam 8°-9°SH kecuali susu asam. Kolustrum dan perubahan fisiologis pada sapi, dapat menyebabkan susu pecah pada uji alkohol ini.

c.        Uji karbonat
Uji kualitatif yang berdasarkan kepada reaksi antara ion karbonat ( CO32-) dengan asam rosilic yang akan membentuk warna merah bata. Tujuan pengujian ini untuk mengetahui apabila susu mengandung atau di tambahkan air kapur, soda kue maupun santan. Jika uji karbonat positif akan terbentuk warna orange.

d.       Penetapan derajat keasaman
Cara pengukuran derajat keasaman dengan pH meter merupakan pengukuran secara Potensiometri. pH air susu normal adalah 6,6 – 6,8 tetapi dapat berubah ubah tergantung lamanya susu dibiarkan dan pengaruh temperatur karena adanya aktifitas dari bakteri.

e.        Penetapan kadar lemak metode gerber
Prinsip uji ini, asam sulfat pekat merombak dan melarutkan kasein dan protein lainnya, sehingga hilangnya bentuk dispersi lemak.Lemak menjadi cair oleh panas, dan amyl alkohol. Centrifugasi menyebabkan lemak terkumpul di bagian skala dari Butyrometer.

f.        Penetapan berat jenis susu
Berat jenis suatu bahan adalah perbandingan antara berat bahan tersebut dengan berat air pada volume dan suhu yang sama. Berdasarkan batasan ini, maka berat jenis tidak bersatuan. Berat jenis susu rata-rata 1,0320. Berat jenis susu dipengaruhi oleh kadar padatan total dan padatan tanpa lemak. Kadar padatan total susu diketahui jika diketahui berat jenis dan kadar lemaknya.
Berat jenis susu dapat ditentukan dengan menggunakan Laktodensimeter atau Laktometer. Laktodensimeter adalah hydrometer dimana skalanya sudah disesuaikan dengan berat jenis susu. Prinsip kerja alat ini mengikuti hukum Archimides yaitu jika suatu benda dicelupkan ke dalam suatu cairan, maka benda tersebut akan mendapat tekanan ke atas sesuai dengan berat volume cairan yang dipindahkan (diisi). Jika Laktometer dicelupkan dalam susu yang rendah berat jenisnya, maka Laktometer akan tenggelam lebih dalam jika dibandingkan jika Laktodensimeter tersebut dicelupkan ke dalam susu yang berat jenisnya tinggi.
Laktometer umumnya distandarisasi pada suhu 15,56°C (60°F), sehingga untuk menentukan berat jenis susu perlu dilakukan koreksi hasil pembacaan berdasarkan suhu contoh. Hasil pembacaan berdasarkan suhu contoh. Hasil pembacaan laktometer ditambah 0,1 untuk setiap derajat celcius di atas 15,56°C. Sebaliknya, hasil pembacaan dikurangi 0,1 untuk setiap derajat Fahrenheit di bawah 60°F atau 1,8°C dibawah 15,56°C. Koreksi hasil pembacaan laktometer ini akurat jika suhu contoh tidak menyimpang jauh dari suhu 15,56°C (60°F).

g.       Penentuan Padatan Tanpa Lemak ( SNF )
Kadar padatan tanpa lemak dapat diketahui dari selisih total solid dengan kadar lemak dalam susu segar atau dari tabel hubungan kadar lemak dengan berat jenis.

h.       Penetapan Total Padatan Metode Gravimetri
Merupakan jumlah total padatan yang tercampur dalam sampel dengan adanya proses tertentu. Prinsipnya contoh bahan dipanaskan pada suhu 1050C kemudian residu yang tertinggal setelah pemanasan dianggap sebagai total padatan yang terdapat dalam contoh.

i.         Penetapan Keasaman Murni.
Aciditas atau keasaman murni susu dapat dinyatakan dengan dua cara yaitu asam yang tertitrasi dan ph penggaraman susu yang disebabkan karena aktivitas bakteri yang memecah laktosa kemudian membentuk laktat. Persentase asam dalam susu dapat digunakan sebagai indikator umur dan penanganan susu. Pengujian dilakukan berdasarkan jumlah asam laktat pada suhu yang di netralkan oleh alkali seperti NaOH. Penetapan ini menggunakan metode titrasi alkalimetri, dengan menggunakan indicator PP. Titik akhir dari penitaran ini berwarna merah muda seulas.

j.         Pengujian Daya Pecah Susu Dengan Pendidihan ( COB )
Susu segar mempunyai titik didih 100,17oC dan akan berubah titik didih dan titik beku jika didalamnya ditambahkan air, santan, lemak meskipun dalam jumlah yang sedikit. Dengan pengujian ini maka kestabilan susu terganggu dengan adanya panas yang cukup tinggi. Sehingga pada akhirnya akan diketahui susu berkualitas rendah atau tidak.

k.       Uji Organoleptik
Dengan uji organoleptik, dapat diketahui adanya pemalsuan atau penyimpangan susu oleh pihak supplier yang dapat merugikan.

l.         Uji Brix
Brix adalah jumlah gram gula yang terlarut dalam 100 gram contoh. Diukur berdasarkan cahaya pembiasan, yaitu dengan memfokuskan alat pada cahaya terang maka akan menghasilkan dua bidang gelap dan terang. Batas antara gelap dan terang ini menunjukan skala yang merupakan nilai brix dari contoh yang ukur.

m.     Pengujian TPC (Total Plate Count)
Dimaksudkan untuk menunjukkan jumlah mikroba yang terdapat dalam suatu produk dengan cara menghitung koloni bakteri yang ditumbuhkan dalam media agar

n.       Pengujian Coliform
Untuk mengetahui jumlah bakteri coliform pada susu segar dan susu pasteurisasi dengan cara menghitung jumlah bakteri yang ditumbuhkan media agar.

IV.             Penanganan Limbah Perusahaan
Di dalam ruang produksi setiap line di lengkapi dengan selokan untuk memudahkan pembersihan dan pengaliran limbah. Sisa-sisa dari produk susu yang sudah tidak di olah di alirkan melalui selokan-selokan tersebut. kemudian di tampung dalam bak khusus kemudian di masukkan bibit bakteri untuk menguraikan limbah tersebut menjadi limbah yang sudah tidak berbahaya lagi. Setelah itu baru di buang ke got yang ada di dekat perusahaan.
V.                HRD dan Standar Pegawai  Perusahaan
HRD bekerja untuk menangani masalah pengelolaan dan peningkatan SDA, perekrutan karyawan baru, dan pemberian pelatihan karyawan.
Standar pegawai
Ø  Sekretaris (1 orang)
1.      Pria / Wanita
2.      Pendidikan minimal SMA / SMK diutamakan dari jurusan ekonomi, akuntansi, pemasaran atau komunikasi
3.      Memiliki pengalaman kerja
4.      Mampu mengoperasikan komputer terutama fasilitas email outlook express, MS Excell, MS Word
Ø  QC (2 orang)
1.      Pria / Wanita
2.      Pendidikan minimal SMK Jurusan Kimia Analis / TPHP
3.      Memiliki pengalaman kerja
4.      Memahami prinsip-prinsip sterilitas, analisa, pemeliharaan alat laboratorium, paham kendali mutu dan mampu bekerja di dalam tim
Ø  Pekerja produksi (30 orang)
1.      Pria
2.      Pendidikan minimal SMK jurusan jasa boga, Pattiserie, TPHP, Kimia Industri, teknik mesin
3.      Memiliki pengalaman kerja
4.      Skill dalam pengolahan makanan teruji dan memahami prinsip-prinsip sterilitas dalam pengolahan bahan makanan
Ø  Pekerja Lapangan (17 orang)
1.      Laki-laki
2.      Memiliki pengalaman kerja
3.      Pekerja keras
VI.             Produk hasil olah dan sasaran pemakai
 Produk Hasil Olah :
Susu pasteurisasi adalah susu yang telah mengalami proses pasteurisasi. Pasteurisasi merupakan perlakuan panas yang di berikan pada bahan baku dengan suhu di bawah titik didih. Teknik ini di gunakan untuk mengawetkan bahan pangan yang tidak tahan suhu tinggi, misalnya susu. Dengan tujuan membunuh bakteri patogen seperti Mycobacterium tuberculosis dan Coxiella bunnet, virus, protozoa, jamur (kapang), serta ragi, sehingga bahan pangan mudah dan aman untuk di konsumsi,kemudian pasteurisasi dapat memperpanjang umur simpan, menimbulkan rasa dan aroma yang lebih enak. Kebanyakan bakteri patogen ini merupakan bakteri mesofilik (hidup pada suhu 300C) dan dapat mati pada suhu diatas 700C. Selain itu proses pasteurisasi pada susu dapat menginaktifkan enzim fosfatase dan katalase yaitu enzim yang membuat susu cepat rusak. Metode pasteurisasi yang umum digunakan adalah :
1)        Pasteurisasi HTST (High Temperature Short Time), pasteurisasi ini bertujuan mempertahankan cita rasa, warna, vitamin, pada bahan. Sehingga kualitas dan nutrisi susu masih baik. Pasteurisasi HTST di lakukan dengan suhu 72–750C selama 15 detik atau 880C selama 1 detik. Untuk pengolahan susu fermentasi di lakukan pada suhu 800C selama 3-5 detik. Untuk bahan pangan lain dengan suhu 62-900C selama 1-2 menit.
2)        Pasteurisasi LTLT (Low Temperature Long Time), yakni proses pasteurisasi yang di lakukan pada suhu 620C selama 30 menit.
3)        Pasteurisasi UHT (Ultra High Temperature), merupakan pemanasan dengan suhu 104-1400C selama 1-4 detik. Tujuannnya adalah untuk membunuh semua bakteri baik patogen maupun non patogen.
Tujuan Pasteurisasi :
1)      Untuk membunuh bakteri pathogen,
2)      Untuk membunuh bacteri tertentu yaitu dengan mengatur tingginya suhu dan lamanya waktu pasteurisasi.
3)      Untuk mengurangi populasi bakteri dalam bahan susu.
4)      Untuk mempertinggi atau memperpanjang daya simpan bahan.
5)      Dapat memberikan atau menimbulkan cita rasa yang lebih menarik konsumen.
6)      Pada pasteurisasi susu, proses ini dapat menginaktifkan fosfatase dan katalase, yaitu enzim-enzim yang membuat susu cepat rusak.
Sasaran Pemakai :
Konsumen berasal dari hampir semua kalangan mulai dari anak-anak, dewasa, hingga orang tua.
VII.          Sistem Pemasaran Produk
Distribusi dari produk ini adalah wilayah Temanggung, Magelang, Semarang, dan Jogja.
a.    Cara Pemasaran. Cara pemasaran produk ini akan dilakukan dengan berbagai cara; antara lain: “door to door”, dipasarakan di sekolah, kantor atau kampus; dipasarakan di kios- kios atau pasara tradisional maupun swalayan.
b.    Iklan/ Promosi. Tujuan iklan atau promosi adalah mengenalkan hasil pengolahan mentega secara tradisional dan sekaligus mencari pelanggan. Oleh karena itu perlu ditentukan cara iklan/ promosi yang tepat. Misalnya :
· )  Dengan membuat  selebaran yang dibagikan di perempatan jalan.
· )  Memasang spanduk (kecil), pada acara- acara  sekolah, kampung atau tempat lainnya.
VIII.       Pola Kerjasama, Anak Binaan Usaha
1.      Menjalin kerja sama dengan perusahaan terpercaya yang membeli produk perusahaan
2.      Menjalin kerja sama dengan perusahaan yang menyuplai bahan baku

IX.             Kepedulian ke Lingkungan Sekitar
Home Industri  CV. GLOWMILK memiliki sejumlah program yang akan dijalankan sebagai bentuk kepedulian lingkungan dan industri, yang diharapkan memberi banyak kontribusi positif kepada masyarakat sekitar, baik masyarakat umum, siswa, mahasiswa, pemilik industri dll. Beberapa kepedulian terhadap lingkungan sekitar :
1.      Tidak mencemari lingkungan sekitar
2.      Ikut memeriahkan acara yang di adakan lingkungan sekitar
3.     Memberikan dana sosial kepada masyarakat yang sedang membutuhkan







LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Gambar 













Tidak ada komentar:

Posting Komentar