Rabu, 23 Maret 2016

Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian



Definisi ilmiah


Teknologi pertanian merupakan penerapan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka pendayagunaan secara ekonomis sumberdaya pertanian dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan manusia [1].
Falsafahnya teknologi pertanian merupakan praktik-empirik yang bersifat pragmatik finalistik, dilandasi paham mekanistik-vitalistik dengan penekanan pada objek formal kerekayasaan dalam pembuatan dan penerapan peralatan, bangunan, lingkungan, sistem produksi serta pengolahan dan pengamanan hasil produksi[2]. Objek formal dalam ilmu pertanian budidaya reproduksi berada dalam fokus budidaya, pemeliharaan, pemungutan hasil dari flora dan fauna, peningkatan mutu hasil panen yang diperoleh, penanganan, pengolahan dan pengamanan serta pemasaran hasil[1]. Oleh sebab itu, secara luas cakupan teknologi pertanian meliputi berbagai penerapan ilmu teknik pada cakupan objek formal dari budidaya sampai pemasaran.

Sejarah Pendidikan Teknologi Pertanian

Bidang teknologi pertanian secara keilmuan merupakan hibrida dari ilmu teknik dan ilmu pertanian.[rujukan?] Sejarah lahirnya ilmu-ilmu dalam lingkup teknologi pertanian dipicu oleh kebutuhan untuk pemenuhan pembukaan dan pengerjaan lahan pertanian secara luas di Amerika Serikat maupun eropa pada pertengahan abad ke-18.[rujukan?] Perkembangan pendidikan tinggi teknologi pertanian di Indonesia yang dimulai awal tahun 1960-an tidak terlepas dari perkembangan pendidikan tinggi teknik dan dan pertanian sejak zaman pendudukan Belanda yang memang secara historis meletakkan dasarnya di Indonesia.[rujukan?] Perang dunia I yang terjadi di Eropa telah menyebabkan gangguan hubungan internasional antara lain, armada sulit untuk masuk ke Samudra Hindia sehingga tenaga-tenaga ahli yang sebelumnya banyak didatangkan dari Eropa mengalami kesulitan.[rujukan?] Pencetakan tenaga ahli teknik menengah dan tinggi (baik untuk bidang teknik dan pertanian) menjadi kebutuhan oleh pemerintah Hindia Belanda pada waktu pendudukan di Indonesia.[rujukan?] Untuk mencukupi kebutuhan tenaga terampil bidang pertanian, peternakan dan perkebunan yang secara intensif dilakukan oleh Pemerintah Hindia Belanda di Jawa dan Sumatra dalam program cultur stelseels pada awal abad ke-19.[rujukan?] Untuk pemenuhan kebutuhan tersebut, maka di Bogor (Buitenzorg) didirikan beberapa lembaga pendidikan menengah untuk bidang pertanian dan kedokteran hewan, yakni Middlebare Landbouw Schooll, Middlebare Bosbouw Schooll dan Nederlandssch Indische Veerleeen Schooll[1].
Teknik pertanian merupakan pendekatan teknik (engineering) secara luas dalam bidang pertanian yang sangat dibutuhkan untuk melakukan transformasi sumberdaya alam secara efisien dan efektif untuk pemanfaatannya oleh manusia.[rujukan?] Dengan demikian dalam sistematika keilmuan, bidang teknik pertanian tetap bertumpu pada bidang ilmu teknik untuk memcahkan berbagai permasalahan di bidang pertanian. [3]. Terminologi teknik pertanian sebagai padanan Agricultural Engineering diperkenalkan di Indonesia pada paruh 1990-an.[rujukan?] Sebelumnya terminologi yang digunakan lebih sempit, yaitu mekanisasi pertanian yang diadopsi dari Agricultural Mechanization, sejak awal 1990-an bersamaan dengan pengenalan dan penggunaan traktor untuk program intensifikasi pertanian.[rujukan?]
Bidang cakupan teknik pertanian antara lain adalah sebagai berikut :[rujukan?]Alat dan mesin budidaya pertanian, mempelajari penggunaan, pemeliharaan dan pengembangan alat dan mesin budidaya pertanian. Teknik tanah dan air, menelaah persoalan yang berhubungan dengan irigasi, pengawetan dan pelestarian sumberdaya tanah dan air. Energi dan Elektrifikasi Pertanian, mencakup prinsip-prinsip teknologi energi dan daya serta penerapannya dalam kegiatan pertanian. Lingkugan dan bangunan pertanian, mencakup masalah yang berkaitan dengan perencanaan dan konstruksi bangunan khusus untuk keperluan pertanian, termasuk unit penyimpanan tanaman dan peralatan, pusat pengolahan dan sistem pengendalian iklim serta sesuai keadaan lingkungan. Teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, penggunaan mesin untuk menyiapkan hasil pertanian, baik untuk disimpan atau digunakan sebagai bahan pangan atau penggunan lainnya.
Perkembangan ilmu sistem pada tahun 1980-an memberikan imbas pada bidang teknik pertanian, dengan berkembangnya ranah sistem dan manajemen mekanisasi pertanian, yang merupakan penerapan manajamen dan analisis sistem untuk penerapan mekanisasi pertanian.[rujukan?] Perkembangan berikutnya, pada abad ke-20 menuju abad ke-21 berkaitan denga ilmu komputasi, teknologi pembantu otak dan otot lewat sistem kontrol, sistem pakar, kecerdasan buatan berupa penerapan robot pada sistem pertanian, menjadikan teknik pertanian berkembang menjadi sistem teknik pertanian (Agricultural System Engineering).[rujukan?] Objek formal yang berupa kegiatan reproduksi flora dan fauna serta biota akuatik didekati lebih luas lagi sebagai sistem hayati/biologis dengan orientasi pemecahan masalah pertanian secara holistik.[rujukan?] Dalam pendekatan ini sumberdaya hayati berupa mikroba/mikroorganisme turut dijadikan objek formal dalam produksi dan peningkatan biomassa.[rujukan?] Di beberapa perguruan tinggi di Amerika dan Jepang, program studi atau departemen yang dulu bernama Teknik Pertanian, kini berganti dengan nama Teknik Sistem Biologis (Biological System Engineering)[1].
Industri berbasis pertanian (agroindustri) dapat meningkatkan nilai tambah produk pertanian
Teknologi Industri Pertanian didefinisikan sebagai disiplin ilmu terapan yang menitikberatkan pada perencanaan, perancangan, pengembangan, evaluasi suatu sistem terpadu (meliputi manusia, bahan, informasi, peralatan dan energi) pada kegiatan agroindustri untuk mencapai kinerja (efisiensi dan efektivitas) yang optimal[1]. Disiplin ini menerapkan matematika, fisika, kimia/biokimia, ilmu-ilmu sosial ekonomi, prinsip-prinsip dan metodologi dalam menganalisis dan merancang agar mampu memperkirakan dan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari sistem terpadu agroindustri.[rujukan?] Sebagai paduan dari dua disiplin, teknik proses dan teknik industri dengan objek formalnya adalah pendayagunaan hasil pertanian[6].
Teknologi Industri Pertanian memiliki bidang kajian sebagai berikut :[rujukan?]
  1. Sistem teknologi proses industri pertanian, kegiatan pertanian yang berkaitan dengan perencanaan, instalasi dan perbaikan suatu sistem terpadu yang terdiri atas bahan, sumberdaya, peraltan dan energi pada pabrik agroindustri.
  2. Manajemen industri, kajian yang berkaitan dengan perencanaan, pengoperasian dan perbaikan suatu sistem terpadu pada permasalahan sistem usaha agroindustri.
  3. Teknoekonomi agroindustri, kajian yang berkaitan dengan perencanaan, analisis dan perumusan kebijakan suatu sistem terpadu pada permasalahan sektor agroindustri.
  4. Manajemen mutu, penerapan prinsip-prinsip manajemen (perencanaan, penerapan dan perbaikan) pada bahan (dasar, baku), sistem proses, produk, dan lingkungan untuk mencapai taraf mutu yang ditetapkan.
Kegiatan hilir dari pertanian berupa penanganan, pengolahan, distribusi dan pemasaran yang semula secara sederhana dan tercakup dalam teknologi hasil pertanian, berkembang menjadi lebih luas dengan pendekatan dari sistem Industri



Beberapa waktu lalu masyarakat sempat digegerkan dengan bakso yang diawetkan dengan formalin. Hal itu sempat membuat para pedagang bakso kehilangangan para pelanggannya.
Baru-baru ini Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan (BPOM) menyebarluaskan pengetahuan kepada masyarakat tentang makanan berbahaya dalam leaflet yang berjudul “Mari Kita Hindari Pangan yang Mengandung Rhodamin, Pewarna kuning Metanil, Borak dan Formalin”.
Ada beberapa zat pewarna dan pengawet yang seharusnya diketahui masyarakat karena bisa berbahaya bahkan menyebabkan kematian.



Rhodamin B


Rhodamin B adalah pewarna sintetis yang digunakan pada industri tekstil dan kertas. Rhodamin B berbentuk serbuk kristal merah keunguan dan dalam larutan akan berwarna merah terang berpendar. Zat itu sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, mengenai mata dan tertelan. Dampak yang terjadi dapat berupa iritasi pada saluran pernafasan, iritasi pada kulit, iritasi pada mata, iritasi saluran pencernaan dan bahaya kanker hati.
Apabila tertelan dapat menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan dan air seni akan berwarna merah atau merah muda. Penyebarannya dapat menyebabkan gangguan fungsi hati dan kanker hati. Penyalahgunaan rhodamin B untuk pewarna makanan telah ditemukan untuk beberapa jenis pangan, seperti kerupuk, terasi, dan jajanan yang berwarna merah terang.
Ciri-ciri makanan yang mengandung pewarna rhodamin B antara lain makanan berwarna merah mencolok dan cenderung berpendar serta banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen. Segera hindari makanan dengan ciri tersebut.


Pewarna kuning Metanil


Zat pewarna kuning metanil adalah pewarna sintetis yang digunakan pada industri tekstil dan cat berbentuk serbuk atau padat yang berwarna kuning kecoklatan.
Pewarna kuning metanil sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, mengenai mata dan tertelan. Dampak yang terjadi dapat berupa iritasi pada saluran pernafasan, iritasi pada kulit, iritasi pada mata, dan bahaya kanker pada kandung dan saluran kemih.
Apabila tertelan dapat menyebabkan mual, muntah, sakit perut, diare, panas, rasa tidak enak dan tekanan darah rendah. Bahaya lebih lanjutnya yakni menyebabkan kanker pada kandung dan saluran kemih.
Penyalahgunaan pewarna kuning metanil untuk pewarna makanan telah ditemukan antara lain pada mie, kerupuk dan jajanan lain yang berwarna kuning mencolok dan berpandar.
Ciri-ciri makanan yang mengandung pewarna kuning metanil antara lain makanan berwarna kuning mencolok dan cenderung berpendar serta banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen.

Formalin

Pengawet formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan bau yang sangat menusuk. Di dalam formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya ditambah metanol hingga 15% sebagai pengawet.
Formalin digunakan sebagai bahan perekat untuk kayu lapis dan desinfektan untuk peralatan rumah sakit serta untuk pengawet mayat.
Formalin sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan berupa luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi, dan bahaya kanker pada manusia. Bila tertelan formalin sebanyak 30 mililiter atau sekitar 2 sendok makan akan menyebabkan kematian.
Jika tertelan maka mulut, perut, tenggorokan akan terasa terbakar, sakit menelan, muntah, mual, dan diare. Tidak jarang juga menyebabkan pendarahan. Dapat mengkibatkan kerusakan hati, jantung, otak, limpa, sistem syaraf pusat dan ginjal.
Deteksi formalin kualitatif maupun kuantitatif secara akurat hanya dapat dilakukan di laboratorium dengan menggunakan pereaksi kimia.
Namun, ada beberapa ciri pangan berformalin yang dapat membantu membedakan dari makanan tanpa formalin:
1.Mie basah berformalin
  • Tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar (25 derajat celcius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat celcius)
  • Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie yang lain.
2. Tahu berformalin
  • Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat celcius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat celcius).
  • Tahu terlampau keras, kenyal namun tidak padat.
3. Ikan segar atau hasil laut berformalin
  • Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat celcius)

Rabu, 16 Maret 2016

proposal usaha





PROPOSAL HOME INDUSTRI
USAHA SUSU PASTEURISASI






Oleh
ARI SUSILO
4 TPHP 2 / 7834
PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG
KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
Jalan Kadar Maron Sidorejo Kotak Pos 104 Telp (0293) 4901639
TEMANGGUNG
2015/2016


I.                   Nama perusahaan
Nama perusahaan : CV. FRESSMILK
II.                Komoditas perusahaan
Susu umumnya di definisikan sebagai cairan bergizi yang di hasilkan oleh kelenjar mamae ( susu ) dari mamalia betina. Menurut SNI 01-3141-1998, susu segar merupakan cairan yang berasal dari ambing sapi sehat dan bersih yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau di tambah sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun. Sedangkan secar fisiologis, susu merupakan sekresi fisiologi kelenjar ambing sebagai makanan dan proteksi imunologis bagi bayi mamalia.
Susu juga merupakan campuran kompleks dari lipid, karbohidrat, protein, dan banyak senyawa organic dan garam – garam anorganik yang larut atau terdispersi dalam air. Beberapa dari senyawa tersebut seperti karbohidrat, laktosa, dan sebagian besar dari garam – garam dan vitamin – vitamin larut dalam air. Senyawa lainnya seperti lemak, protein, dan kalsium fosfat terdispersi dalam air dalam bentuk koloid atau mendekati bentuk koloid.(Mayer,1973).
III.             Penanganan Quality Control Perusahaan
Selama penerimaan bahan, proses produksi dan release produk dilakukan beberapa pengujian diantaranya yaitu :
a.        Uji Temperatur
Temperatur susu mempengaruhi tingkat perkembangbiakan mikroorganisme dengan semakin naiknya suhu. Suhu susu segar yang baik yaitu dibawah 80C.

b.       Uji alcohol
Susu yang mengandung lebih dari 0,21% asam atau kalsium dan magnesium dalam jumlah tinggi, akan terkoagulasi dengan penambahan alkohol. Kenyataan ini menjadi dasar uji alkohol untuk menentukan kualitas susu. Koagulasi susu oleh alkohol juga disebabkan oleh faktor lain, misalnya adanya penyakit pada ambing, kolostrum dan ranin yangdihasilkan oleh mikroba.
Uji alkohol sering dilakukan disamping uji asiditas. Susu yang mempunyai asiditas kurang dari 0,21% tetap terkoagulasi oleh alkohol menunjukkan adanya kalsium dan magnesium tinggi dalam susu. Hal ini tidak dikehendaki terutama untuk susu yang akan diproses menjadi susu kental.
Prinsip kerjanya, kestabilan sifat koloidal protein-protein susu tergantung pada selubung air yang menyelimutinya. Hal ini terutama terjadi pada kasein. Bila susu dicampur dengan alkohol yang mempunyai sifat dehidrasi maka protein tersebut dikoagulasikan sehingga akan tampak kepecahan pada susu tersebut. Semakin tinggi derajat keasaman susu yang diperiksa semakin kurang jumlah alkohol dengan kepekatan tertentu yang diperlukan untuk memecahkan susu dengan jumlah yang sama. Percobaan mulai positif jika terdapat gumpalan atau butiran susu. Hal itu terjadi padaderajat asam 8°-9°SH kecuali susu asam. Kolustrum dan perubahan fisiologis pada sapi, dapat menyebabkan susu pecah pada uji alkohol ini.

c.        Uji karbonat
Uji kualitatif yang berdasarkan kepada reaksi antara ion karbonat ( CO32-) dengan asam rosilic yang akan membentuk warna merah bata. Tujuan pengujian ini untuk mengetahui apabila susu mengandung atau di tambahkan air kapur, soda kue maupun santan. Jika uji karbonat positif akan terbentuk warna orange.

d.       Penetapan derajat keasaman
Cara pengukuran derajat keasaman dengan pH meter merupakan pengukuran secara Potensiometri. pH air susu normal adalah 6,6 – 6,8 tetapi dapat berubah ubah tergantung lamanya susu dibiarkan dan pengaruh temperatur karena adanya aktifitas dari bakteri.

e.        Penetapan kadar lemak metode gerber
Prinsip uji ini, asam sulfat pekat merombak dan melarutkan kasein dan protein lainnya, sehingga hilangnya bentuk dispersi lemak.Lemak menjadi cair oleh panas, dan amyl alkohol. Centrifugasi menyebabkan lemak terkumpul di bagian skala dari Butyrometer.

f.        Penetapan berat jenis susu
Berat jenis suatu bahan adalah perbandingan antara berat bahan tersebut dengan berat air pada volume dan suhu yang sama. Berdasarkan batasan ini, maka berat jenis tidak bersatuan. Berat jenis susu rata-rata 1,0320. Berat jenis susu dipengaruhi oleh kadar padatan total dan padatan tanpa lemak. Kadar padatan total susu diketahui jika diketahui berat jenis dan kadar lemaknya.
Berat jenis susu dapat ditentukan dengan menggunakan Laktodensimeter atau Laktometer. Laktodensimeter adalah hydrometer dimana skalanya sudah disesuaikan dengan berat jenis susu. Prinsip kerja alat ini mengikuti hukum Archimides yaitu jika suatu benda dicelupkan ke dalam suatu cairan, maka benda tersebut akan mendapat tekanan ke atas sesuai dengan berat volume cairan yang dipindahkan (diisi). Jika Laktometer dicelupkan dalam susu yang rendah berat jenisnya, maka Laktometer akan tenggelam lebih dalam jika dibandingkan jika Laktodensimeter tersebut dicelupkan ke dalam susu yang berat jenisnya tinggi.
Laktometer umumnya distandarisasi pada suhu 15,56°C (60°F), sehingga untuk menentukan berat jenis susu perlu dilakukan koreksi hasil pembacaan berdasarkan suhu contoh. Hasil pembacaan berdasarkan suhu contoh. Hasil pembacaan laktometer ditambah 0,1 untuk setiap derajat celcius di atas 15,56°C. Sebaliknya, hasil pembacaan dikurangi 0,1 untuk setiap derajat Fahrenheit di bawah 60°F atau 1,8°C dibawah 15,56°C. Koreksi hasil pembacaan laktometer ini akurat jika suhu contoh tidak menyimpang jauh dari suhu 15,56°C (60°F).

g.       Penentuan Padatan Tanpa Lemak ( SNF )
Kadar padatan tanpa lemak dapat diketahui dari selisih total solid dengan kadar lemak dalam susu segar atau dari tabel hubungan kadar lemak dengan berat jenis.

h.       Penetapan Total Padatan Metode Gravimetri
Merupakan jumlah total padatan yang tercampur dalam sampel dengan adanya proses tertentu. Prinsipnya contoh bahan dipanaskan pada suhu 1050C kemudian residu yang tertinggal setelah pemanasan dianggap sebagai total padatan yang terdapat dalam contoh.

i.         Penetapan Keasaman Murni.
Aciditas atau keasaman murni susu dapat dinyatakan dengan dua cara yaitu asam yang tertitrasi dan ph penggaraman susu yang disebabkan karena aktivitas bakteri yang memecah laktosa kemudian membentuk laktat. Persentase asam dalam susu dapat digunakan sebagai indikator umur dan penanganan susu. Pengujian dilakukan berdasarkan jumlah asam laktat pada suhu yang di netralkan oleh alkali seperti NaOH. Penetapan ini menggunakan metode titrasi alkalimetri, dengan menggunakan indicator PP. Titik akhir dari penitaran ini berwarna merah muda seulas.

j.         Pengujian Daya Pecah Susu Dengan Pendidihan ( COB )
Susu segar mempunyai titik didih 100,17oC dan akan berubah titik didih dan titik beku jika didalamnya ditambahkan air, santan, lemak meskipun dalam jumlah yang sedikit. Dengan pengujian ini maka kestabilan susu terganggu dengan adanya panas yang cukup tinggi. Sehingga pada akhirnya akan diketahui susu berkualitas rendah atau tidak.

k.       Uji Organoleptik
Dengan uji organoleptik, dapat diketahui adanya pemalsuan atau penyimpangan susu oleh pihak supplier yang dapat merugikan.

l.         Uji Brix
Brix adalah jumlah gram gula yang terlarut dalam 100 gram contoh. Diukur berdasarkan cahaya pembiasan, yaitu dengan memfokuskan alat pada cahaya terang maka akan menghasilkan dua bidang gelap dan terang. Batas antara gelap dan terang ini menunjukan skala yang merupakan nilai brix dari contoh yang ukur.

m.     Pengujian TPC (Total Plate Count)
Dimaksudkan untuk menunjukkan jumlah mikroba yang terdapat dalam suatu produk dengan cara menghitung koloni bakteri yang ditumbuhkan dalam media agar

n.       Pengujian Coliform
Untuk mengetahui jumlah bakteri coliform pada susu segar dan susu pasteurisasi dengan cara menghitung jumlah bakteri yang ditumbuhkan media agar.

IV.             Penanganan Limbah Perusahaan
Di dalam ruang produksi setiap line di lengkapi dengan selokan untuk memudahkan pembersihan dan pengaliran limbah. Sisa-sisa dari produk susu yang sudah tidak di olah di alirkan melalui selokan-selokan tersebut. kemudian di tampung dalam bak khusus kemudian di masukkan bibit bakteri untuk menguraikan limbah tersebut menjadi limbah yang sudah tidak berbahaya lagi. Setelah itu baru di buang ke got yang ada di dekat perusahaan.
V.                HRD dan Standar Pegawai  Perusahaan
HRD bekerja untuk menangani masalah pengelolaan dan peningkatan SDA, perekrutan karyawan baru, dan pemberian pelatihan karyawan.
Standar pegawai
Ø  Sekretaris (1 orang)
1.      Pria / Wanita
2.      Pendidikan minimal SMA / SMK diutamakan dari jurusan ekonomi, akuntansi, pemasaran atau komunikasi
3.      Memiliki pengalaman kerja
4.      Mampu mengoperasikan komputer terutama fasilitas email outlook express, MS Excell, MS Word
Ø  QC (2 orang)
1.      Pria / Wanita
2.      Pendidikan minimal SMK Jurusan Kimia Analis / TPHP
3.      Memiliki pengalaman kerja
4.      Memahami prinsip-prinsip sterilitas, analisa, pemeliharaan alat laboratorium, paham kendali mutu dan mampu bekerja di dalam tim
Ø  Pekerja produksi (30 orang)
1.      Pria
2.      Pendidikan minimal SMK jurusan jasa boga, Pattiserie, TPHP, Kimia Industri, teknik mesin
3.      Memiliki pengalaman kerja
4.      Skill dalam pengolahan makanan teruji dan memahami prinsip-prinsip sterilitas dalam pengolahan bahan makanan
Ø  Pekerja Lapangan (17 orang)
1.      Laki-laki
2.      Memiliki pengalaman kerja
3.      Pekerja keras
VI.             Produk hasil olah dan sasaran pemakai
 Produk Hasil Olah :
Susu pasteurisasi adalah susu yang telah mengalami proses pasteurisasi. Pasteurisasi merupakan perlakuan panas yang di berikan pada bahan baku dengan suhu di bawah titik didih. Teknik ini di gunakan untuk mengawetkan bahan pangan yang tidak tahan suhu tinggi, misalnya susu. Dengan tujuan membunuh bakteri patogen seperti Mycobacterium tuberculosis dan Coxiella bunnet, virus, protozoa, jamur (kapang), serta ragi, sehingga bahan pangan mudah dan aman untuk di konsumsi,kemudian pasteurisasi dapat memperpanjang umur simpan, menimbulkan rasa dan aroma yang lebih enak. Kebanyakan bakteri patogen ini merupakan bakteri mesofilik (hidup pada suhu 300C) dan dapat mati pada suhu diatas 700C. Selain itu proses pasteurisasi pada susu dapat menginaktifkan enzim fosfatase dan katalase yaitu enzim yang membuat susu cepat rusak. Metode pasteurisasi yang umum digunakan adalah :
1)        Pasteurisasi HTST (High Temperature Short Time), pasteurisasi ini bertujuan mempertahankan cita rasa, warna, vitamin, pada bahan. Sehingga kualitas dan nutrisi susu masih baik. Pasteurisasi HTST di lakukan dengan suhu 72–750C selama 15 detik atau 880C selama 1 detik. Untuk pengolahan susu fermentasi di lakukan pada suhu 800C selama 3-5 detik. Untuk bahan pangan lain dengan suhu 62-900C selama 1-2 menit.
2)        Pasteurisasi LTLT (Low Temperature Long Time), yakni proses pasteurisasi yang di lakukan pada suhu 620C selama 30 menit.
3)        Pasteurisasi UHT (Ultra High Temperature), merupakan pemanasan dengan suhu 104-1400C selama 1-4 detik. Tujuannnya adalah untuk membunuh semua bakteri baik patogen maupun non patogen.
Tujuan Pasteurisasi :
1)      Untuk membunuh bakteri pathogen,
2)      Untuk membunuh bacteri tertentu yaitu dengan mengatur tingginya suhu dan lamanya waktu pasteurisasi.
3)      Untuk mengurangi populasi bakteri dalam bahan susu.
4)      Untuk mempertinggi atau memperpanjang daya simpan bahan.
5)      Dapat memberikan atau menimbulkan cita rasa yang lebih menarik konsumen.
6)      Pada pasteurisasi susu, proses ini dapat menginaktifkan fosfatase dan katalase, yaitu enzim-enzim yang membuat susu cepat rusak.
Sasaran Pemakai :
Konsumen berasal dari hampir semua kalangan mulai dari anak-anak, dewasa, hingga orang tua.
VII.          Sistem Pemasaran Produk
Distribusi dari produk ini adalah wilayah Temanggung, Magelang, Semarang, dan Jogja.
a.    Cara Pemasaran. Cara pemasaran produk ini akan dilakukan dengan berbagai cara; antara lain: “door to door”, dipasarakan di sekolah, kantor atau kampus; dipasarakan di kios- kios atau pasara tradisional maupun swalayan.
b.    Iklan/ Promosi. Tujuan iklan atau promosi adalah mengenalkan hasil pengolahan mentega secara tradisional dan sekaligus mencari pelanggan. Oleh karena itu perlu ditentukan cara iklan/ promosi yang tepat. Misalnya :
· )  Dengan membuat  selebaran yang dibagikan di perempatan jalan.
· )  Memasang spanduk (kecil), pada acara- acara  sekolah, kampung atau tempat lainnya.
VIII.       Pola Kerjasama, Anak Binaan Usaha
1.      Menjalin kerja sama dengan perusahaan terpercaya yang membeli produk perusahaan
2.      Menjalin kerja sama dengan perusahaan yang menyuplai bahan baku

IX.             Kepedulian ke Lingkungan Sekitar
Home Industri  CV. GLOWMILK memiliki sejumlah program yang akan dijalankan sebagai bentuk kepedulian lingkungan dan industri, yang diharapkan memberi banyak kontribusi positif kepada masyarakat sekitar, baik masyarakat umum, siswa, mahasiswa, pemilik industri dll. Beberapa kepedulian terhadap lingkungan sekitar :
1.      Tidak mencemari lingkungan sekitar
2.      Ikut memeriahkan acara yang di adakan lingkungan sekitar
3.     Memberikan dana sosial kepada masyarakat yang sedang membutuhkan







LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Gambar